Ini
aku, seorang perempuan yang terlahir sebagai anak tunggal.
Jika
aku seorang anak tunggal yang akan menjadi pendampingmu kelak. Maka aku memohon
kepadamu untuk lebih sedikit mengerti diriku dan peran ku di keluarga ku. Aku
yang terlahir sebagai seorang tunggal dituntut untuk melakukan segala sesuatu
nya sendiri dan mandiri. Mungkin nanti kamu akan risih melihat aku yang sangat
"melow" karena rindu akan keberadaan ibu ku (karena ayah ku sudah
tiada). Itu karena sedari dulu, seluruh perhatian dan kasih sayang dari ibu dan
ayahku hanya untuk diriku tidak terbagi oleh siapapun, kemanapun dan dimanapun
diriku hampir selalu di pastikan orang tuaku juga turut mendampingiku (kecuali
ketika aku pergi merantau untuk menyelesaikan studi ku di luar jangkauan
mereka).
Jika
nanti istrimu adalah aku, aku mohon kepada dirimu wahai imam ku untuk lebih
bersabar. Karena terkadang aku "moody" . Aku bisa menjadi seorang
yang dewasa namun terkadang aku juga ingin menjadi yang dimanja oleh mu. Tapi
itu hanya berlaku di depan orang-orang yang aku rasa nyaman, di depan orang tua ku dan di depan
dirimu.
Aku
yang terlahir menjadi anak tunggal, terlahir memiliki sikap yang egois. Sikap
ku itu akan muncul ketika aku melihat dirimu berjalan dengan wanita selain
ibumu atau saudari perempuanmu. Aku juga tidak suka ketika kamu harus membagi perhatianmu
untuk ku. Sebab aku ingin menghabiskan sisa umurku dengan hanya bersama mu,
berbagi semua nya rasa senang, duka, bahagia dan cita hanya kepadamu. Karena
aku memutuskan bersamamu sebab aku yakin kamu adalah teman yang paling
kuharapkan yang dapat menuntunku dan selalu bisa menjadi imam terbaiku.
Jika
memang aku, yang menjadi pendampingmu kelak. Aku ingin kamu selalu di depan ku
menjadi imam yang memimpinku dan kamu juga bisa menjadi yang di sampingku untuk
menggengam erat tangan ini saat kita melangkah dalam perjalanan hidup ini,
karena aku bosan berjalan sendiri.
Nanti,
ketika kamu di sampingku, aku mohon jangan bosan mendengar suara ku. Karena aku
ingin menciptakan suasana yang ramai di rumah kita. Agar anak-anak kita tidak
merasa kesepian seperti yang dirasa oleh ibunya dulu.
Kamu
jangan berpikir bahwa aku tidak bisa atau tidak terbiasa di dalam hal mengenai pekerjaan rumah ataupun pekerjaan ibu rumah tangga. Aku ini
yang terlahir sendiri sudah sangat terbiasa melakukan hal apapun sendiri,
karena orang tuaku selalu menanamkan prinsip bahwa "Aku hanya sendirian, kelak ketika orang
tuaku sudah tiada maka tidak akan ada yang akan membantu ku selain diriku
sendiri".
Jika
istrimu adalah seorang anak tunggal dan itu diriku, anak perempuan satu-satunya
dari kedua orang tua ku yang aku anggap "Great and Hero" aku akan
berusaha sepenuh hati dan seluruh jiwa untuk menjadi terbaikmu, aku tidak mau
menjanjikan apapun namun aku akan mendoakan bahwa jodoh kita kelak akan sampai
ke akhirat Nya, selamanya.